Torus(berarti penonjolan atau gumpalan dalam bahasa Latin)merupakan
exostosis yang dibentuk oleh densitas tulang kortikal dan sejumlah sumsum
tulang dalam jumlah yang terbatas, dan mereka ditutupi oleh sebuah mukosa yang
tipis dan miskin vaskularisasi. Biasanya berada pada longitudinal ridge of the half palatine, pada persatuan apofisis
palatine os maxilla atau pada bagian dalam percabangan horizontal tulang rahang,
diatas garis mylohyoid dan pada area premolar dan kaninus, menunjukkan
pertumbuhan yang sangat lambat dan progresif yang tidak dapat dihentikan secara
spontan.
Castro Reino mengartikan torus
mandibularis sebagai pembengkakan dengan karakteristik jinak, akibat kerja yang
berlebihan dari osteoblas dan tulang didepositkan di sepanjang garis
fusi/penyatuan palatine atau hemimandibular bodies. Penemuan adanya exostosis
ini biasanya didapat secara tidak disengaja selama pemeriksaan klinis rutin,
biasanya tidak menimbulkan gejala, kecuali pada beberapa kasus pertumbuhan
signifikan pada pasien edentulous. Pada beberapa kasus mungkin akan menghalangi
konstruksi dari protesa. Oleh karena itu beberapa penelitian saat ini sedang
dilakukan dan difokuskan, etiologi dari torus mandibularis ini belum jelas;
berbagai macam kemungkinan penyebab ditunjukkan pada literatur, namun tidak
satupun pada literatur tersebut yang dapat menjelaskan.Prevalensi yang tepat
berkaitan dengan etnis, sex dan umur juga sedang diteliti. Torus mandibularis
secara klinis dapat digunakan sebagai
biomaterial filling untuk mengoreksi defek pada tulang pada pasien
yang mengalaminya pada area tulang
rahang. Prevalensi terjadinya torus mandibularis , berdasarkan studi yang
dilakukan oleh Al-Bayaty adalah 12,3%.
Etiologi
Penyebab pasti dari torus belum jelas. Sebagian
besar teori yang dapat diterima saat ini adalah karena genetic, namun tidak
selalu terlihat adanya kelainan autosomal dominan. Pada beberapa studi yang
dilakukan oleh Curren,pada seorang anak perempuan, ibu dan nenek yang memiliki
kelainan autosomal dominan osteosclerosis, torus mandibularis dan torus
palatina ditemukan pada ketiga wanita tersebut. Pada studi yang dilakukan oleh
Eggen , estimasi kemungkinan disebabkan oleh faktor genetic hanya 29,5% dari
seluruh kasus, sedangkan sekita 70% sisanya berkaitan dengan factor lingkungan,
terutama behubungan dengan stress oklusal. Penyebab lainnya adalah injuri
superficial atau terjadinya sebagai akibat dari respon fungsional pada individu
dengan perkembangan yang baik dari otot-otot pengunyahan, atau pada pasien
dengan abrasi gigi pada bagian oklusal. Pada studi yang dilakukan oleh
Reichart, dia menemukan sebuah korelasi yang signifikan antara insidensi torus
dan adanya abrasi pada gigi di Thailand, namun lain halnya di Jerman. Pada
studi yang dilakukan oleh Sirirungrojying, Clifford, dan Kerdpon mereka
menemukan sebuah relasi yang luas antara Torus mandibularis dan kebiasaan
parafungsional, yang tidak ditemukan pada Torus palatinus. Oleh karena itu,
Sirirungrojying mengatakan bahwa Torus mandibularis mengindikasikan adanya
resiko terhadap gangguan sendi temporomandibular. Kemungkinan penyebab lainnya,
yang telah disebutkan oleh beberapa peneliti adalah kebiasaan makan, tingkat
defisiensi vitamin atau suplemen yang kaya akan kalsium, dan juga diet. Pada
studi yang dilakukan oleh Eggen dan Al-Bayaty, mereka menghubungkan konsumsi
ikan dengan kejadian Torus, karena ikan mengandung omega 3 unsaturated fatty acid dan vitamin D,
yang dibutuhkan dalam pertumbuhan tulang. Sasaki mencoba menggambarkan hubungan
antara angka kejadian Torus dengan penggunaan fenitoin jangka panjang, namun
tidak dapat disimpulkan bahwa fenitoin merupakan penyebab terjadinya torus.
Bagaimanapun juga mereka dapat menentukan faktor yang menunjukkan peningkatan
dalam hal ukuran, karena fenitoin menginduksi peningkatan keseimbangan
homeostasis kalsium, yang berfunsi sebagai agen osteogenik. Terakhir kali,
Sonnier mengatakan bahwa terdapat hubungan erupsi gigi pada mandibula dengan
kejadian torus. Untuk mendukung pernyataan ini, Eggen melakukan penelitian
lebih lanjut, kemudian dia menemukan adanya hubungan antara kejadian torus
dengan jumlah gigi yang ada di rongga mulut. Kesimpulan yang didapat, sebagian
besar remaja dengan torus mandibula, rasio non-erupsi giggi kaninus lebih
sedikit daripada yang tidak memiliki torus. Oleh karena itu pada penelitian
selanjutnya, Eggen menemukan sebuah hubungan antara kejadian torus mandibula
dengan tinggi normal tulang disekitar gigi.
Gambaran Radiografi
Pada gambaran radiografi torus
mandibularis tampak sebagai gambaran radiopak pada regio premolar pada rahang
bawah. Gambaran torus dalam radografi tampak lebih radiopak karena pada bagian
tersebut kepadatan tulang lebih padat daripada tulang disekitarnya.. torus ini
perlu diperhatikan karena apabila torus
berada dalam periapikal premolar, maka harus dapat dibedakan dengan kelainan
yang lain, supaya tidak melakukan kesalahan pada perawatannya.
Frekuensi
Sebagaimana
yang telah disebutkan diatas , prevalensi kejadian torus sangat penting, yang
berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Al-Bayaty adalah 12,3%, sedangakan
berdasarkan temuan Bruce persentasenya adalah 14,6%.
Usia
Tidak gampang untuk membandingkan rentang usia yang
terdapat pada studi ini, pada banyak kasus, mereka tidak distandarisasi dan
setiap peneliti memberikan sebuah referensi yang berbeda. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan oleh Bruce , usia rata-rata mulai munculnya
torus adalah pada usia 34 tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Al-Bayaty rata-rata umur mulai terjadinya torus adalah 30,7 tahun untuk pasien
dengan torus palatine sedangkan untuk pasien dengan Torus mandibularis adalah
39,2 tahun.
Sex
Beberapa peneliti tidak dapat menemukan perbedaan
yang signifikan antara pria dan wanita pada studinya, walaupun pada sebagian
besar studi yang dilakukan, torus mandibularis lebih sering ditemukan pada
laki-laki.
Etnis
Kejadian
torus lebih sering terjadi pada Negara dan kelompok etnis tertentu (Eskimo,
Jepang dan Amerika Serikat). Sebagai contoh, sebuah observasi sedang dikakukan
terhadap ras mongol tentang prevalensi torus mandibularis.
Ukuran
Pertumbuhan torus berjalan perlahan-lahan, lalu
kemudian membesar pada decade kedua atau ketiga kehidupan. Beberapa studi
sedang dilakukan untuk meneliti pertumbuhannya namun belum ada literatur yang
pasti untuk menentukan klasifikasi pertumbuhannya. Setiap studi
mengklasifikasikannya berbeda-beda.Haugen dan Eggen mengklasifikasikan
pertumbuhan Torus kedalam small(kurang dari 2mm), medium(2 sampai 4 mm),dan
large(lebih dari 4 mm). Klasifikasi
lainnya dibuat oleh Reichart, yang mengklasifikasikan torus kedalam grade
1(ukuran sampai dengan 3 mm),grade 2(3mm sampai 6 mm),grade 3(ukuran diatas
6mm).
Bentuk
Torus
mandibularis yang paling sering ditemukan di berbagai studi adalah bilateral.
Pada study yang telah dilakukan oleh Al-Bayaty tentang bentuk torus
mandibularis, hasilnya adalah 61% berebentuk Nodular dan 87% kasus bilateral.
Diagnosis
Pada
sebagian besar kasus, torus mandibularis biasanya ditemukan secara tidak
sengaja pada saat pemeriksaan di dental office. Hali ini karena biasanya
kejadian torus mandibularis tidak menimbulkan gejala, sehingga pasien tidak
sadar bahwa mereka memiliki torus mandibularis. Terkadang beberapa pasien
mungkin memiliki gangguan fonetik, keterbatasan mekanisme pengunyahan, ulserasi
mukosa, deposit makanan, dan
ketidakstabilan protesa. Torus mandibularis didiagnosa berdasarkan
pemeriksaan klinis: Torus mandibularis biasanya simetris dan bilateral namun
dapat juga unilateral, lokasi pada permukaan lingual mandibula, diatas garis
mylohyoid dan pada area premolar. X-ray akan memberikan gambaran yang lebih
radiopaque dibandingkan tulang-tulang disekitarnya. Pemeriksaan histopatologi
mengungkapkan struktur tulang yang sama dengan yang dimiliki tulang kompakta
normal, juga memiliki struktur spongious dengan sumsum tulang.
Treatment
Pembuangan torus tidak selalu diperlukan. Alasan
pembuangan torus yang paling sering adalah karena demi kepentingan pembuatan
protesa atau sebagai sumber yang potensial untuk autogenous
cortical bone for grafts pada surgery, cyst surgery or implant surgery.
Meskipun stabilitas jangka panjangnya belum dapat dipastikan.
DAFTAR PUSTAKA
Unterman, Sarah
and Fitzpatrick,Margaret. Volume
XI, no.
5 : December 2010
. Images in Emergency Medicine:Torus Mandibularis. Western Journal of
Emergency Medicine.
Garcia, Andres S dkk. 2010 . Current
status of the torus palatinus and torus mandibularis. Med Oral Patol Oral Cir Bucal Journal
1 comments:
hallo sis boleh tanya data jurnal diatas sumber dari mana ya kalo boleh tau?
soalnya saya ada tugas .
mohon direpon ya, terimakasih
Post a Comment