Osteoblatoma jinak pertama kali dilaporkan dengan nama “oteoid osteoma rakasa” oleh dahlin dan Johnson pada tahun 1954. Baru ditahun 1956 jaffe dan lichtensein , memisahkan lesi iniecara defenitif dari osteoid osteoma dalam beberapa artikel dengan nama oteoblastoma. Kemudian nama tersebut dipakai oleh WHO, sebagai bagian dari tumor tulang.
White dan pharoh mendifiniikan osteoblastoma merupakan tumor jinak osteoblastoma dengan daerah dan jaringan berklasifikasi. Ahmed dan Nwoku member difinisi oteoblastoma sebagai tumor jinal yang membentuk tulang dan osteoid vascular. Gordon dkk menjelaskan bahwa osteoblastoma merupakan neoplasma tulang jinak yang tidak menyebar dan jarang terjadi pada rahang
Dari ke 3 defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa osteoblastoma merupakan jenis tumor jinak yang membentuk tulang dengan osteoid vascular dan jaringan terklasifikasi yang tidak menyebar dan jarang terjadi pada rahang.
Secara sitologi ditandai dengan keberadaan osteoblas yang sangat banyak merupakan lesi primer tulang yang jarang, biasanyamuncul pada rahang atas atau rahang bawah. Terdiri dari jaringan hiposelular mineralisasi yang dapat membentuk masa besar maupun trabekula yang tidak teratur. Matrik mineralisasi ini mengandung berbagai osteoblas hiperkromatik dan sel-sel besar seperti osteoklas dalam stoma berserat dan kaya paskular.
Predileksi
Osteoblastoma sering terjadi pada usia muda, kira-kira 75% pasien berusia dibawah 20 tahun dan 90% paien dibawah usia 30 tahun. Akan tetapi tumor ini dapat terjadi pada manula pada sebagian besar kasus yang dilaporkan laki-laki sering terkena kasus ini dari pada perempuan dengan perbandingan 2:1 .
Osteoblastoma paling umum terjadi pada tulang belakang, juga pada tulang panjang, tulang kecil pada tangan dan kaki. Kasus pertama pada rahang dilaporkan bolero dan sedano pada tahun 1967, rahang bawah merupakan tempat yang paling sering sering terkena terutama daerah posterior.
Gambaran Klinis
Gambaran klinis osteoblastoma adalah :
1. Pembengkakan pada wajah ehingga mengakibatkan asimetris wajah. Pembengkakan tersebut menimbulkan nyeri, mengeras dan tidak terlalu responsi terhadap sali silat.sifat nyeri digambarkan eperti tumpul, sakit, dan intensitasnya kerap progesif dan biaanya terlokalisir ditempat tumor. Dan pada korteks tulang bia membesar dan nyeri bila dipalpasi, ukuran lesi sebesar 2 cm dan dapat pula berukuran ebesar 12 cm.
2. Terdapat lesi secara kelinis ditandai dengan nyeri dan bengkak ditempat tumor durasi bisa terjadi hanya beberapa minggu
3. Osteoblastoma dapat terjadi dekat akar gigi dan dapat mnyebabkan mobilitas gigi, tetapi lesi ini tidak menyebabkan ulserasi mukosa. Osteoblastoma tidak berdifusi dengan sementum dari gigi yang terkena. Kadang-kadang osteoblastoma bisa asimtomatik dan ditemukan tidak sengaja.
4. Osteoblastoma dapat tumbuh hingga mencapai ukuran yang lumayan besar yangdapat menyebabkan ekspansi tulang dan kehancuran tulang kortikal, dikenal dengan istilah osteoblastoma agresif.
5. Osteoblastoma agresif terjadi pada kelompok yang usia lebih tua disbanding dengan osteoblastoma jinak. Pada sisi klini tumor ini menunjukkan prilaku agresif dimana dapat meluas ampai ke jaringan-jaringan yang berdekatan,
Gambaran histologi
Secara histologi osteoblastoma adalah lesi dengan batas garis lingkaran yang jelas terdiri dari trabekula tulang imatur yang terletak dalam stroma fibrovaskular yang melimpah . cirri-cirinya adalah :
1. Vaskularitas lesi dengan banyak kapiler membengkak yang terjadi pada seluruh jaringan.
2. Lesi menunjukkan jumlah osteklas dan sel-sel raksasa multinukleusdalam jumlah yang banyak tersebar diseluruh jaringan dan terlibat dalam resobsi tulang.
3. Osteoblas berproliferasi aktif yang melempangkan jalan bagi trabekula osteoid
4. Trabekula tidak teratur dan tulang yang imatur muncul di dalam stroma yang mengandung jaringan vascular yang menonjol
Gambaran Radiografi Osteoblastoma
Kegunaan pemeriksaan radiografi di bdang kedoktran gigi adalah untuk membantu menegakkan penyakit atau kelainan dari gigi, tulang rahang, dan sebagainya. Secara radiografi, lesi terbagi atas lesi radiopak, radiolusen, dan lesi campuran.
Secara radiografis kelainan pada tulang terlihat sebagai gambaran yang relative radiolunsen atau radiopak disbandingkan apakah, dengan demikian tipe lesi yang dijumpai dapat dibedakan apakah lesi tergolong dalam kelompok radiolunsen ataukah radiopak atau kombinasi dari keduanya.
Gambaran radiografi osteoblastoma dapat berpariasi sesuai dengan ukuran, serta sejauh mana jaringan terklasifikasi dimana lesi-lesi yang terekspansi dengan daerah radiopak sentral dapat menunjukkan ppembentukan tulang baru. Osteoblastoma harus dibeedakan dari sejumlah lesi yang menghasilkan tulang. Diantaranya oosteoid osteoma, sementoblastoma dan osteosarkoma karena dapat menunjukkan kesamaan klinis, radiografis dan histology dengan osteoblastoma.
Osteoblastoma merupakan tumor non-odontogenik yang memiliki tampilan radiografik yang bervariasi pada kasus dan tidak dapat langsung di diagnosa, pada umumnya lesi memperlihatkan batas yang jelas, bulat, dan ovoid. Lesi berdiameter 2 sampai 10 cm. dengan rata-rata 3cm. diman pada kasus yang lain terjadi pebentukan tulang yang cukup menghasilkan tampilan bergaris-garis campuran radiolunsen dan radiopak.
Berikut adalah gambaran radiografi osteoblastoma bedasarkan lokasi, daerah peripheral, struktur internal dan jaringan sekitarnya.
1. Lokasi. Osteoblastoma ditemukan pada daerah mandibula atau maksila. Tetapi lebih sering terjadi pada mandibula atau maksila. Tetapi lebih sering terjadi pada mandibula. Umumnya lesi mengelilingi sendi temporomandibular ( didalam tulang kondilus atau temporal).
2. Daerah peripheral. Batas-bats lesi ini bisa difus atau bisa menunjukkan tanda dari lesi korteks. Lesi sering mempunyai kapsul jaringan lunak di sekitar tepinya yang menunjukkan bahwa tumor ini lebih matang pada bagian pusat dimana terdapat bukti tulang abnormal.
3. Struktur internal. Seluruh bagiannya dapat bersifat radiolunsen diawal perkembangan tumor atau bisa menunjukkan material kalsifikasi internal yang berbentuk pola sinar matahari atau trabekula tulang bergranulasi halus.
4. Efek pada struktur sekitarnya. Osteoblastoma dapat membesarkan volume tulang, tetapi korteks luar yang tipis tetap terjaga. Lesi ini dapat tertanam dalam sinus rahang.
Daftar Pustaka
1. Pasler, Fridedrich A, visser,Hciko. Pocket Atlas of Dental radiologi , stutt gart. Newyork. 2007
2. Laheim, T.A, westesson, p. l. Maxillo Facial Imaging. Springer Berlin Helderberg. New York. 2006
3. Margono,drg.gunawan. Teknik, Prosesing,Interpretasi Radiogram.penerbit buku kedokteran. ECG.1998
GAMBARAN RADIOGRAFI OSTEOBLASTOMA PADA TULANG RAHAng
Friday, December 30, 2011
Posted by Putri Ferina Aprilia at 6:43 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment