a. Kelainan pada Tulang Alveolar (Teknik : Alveoloplasti)
Alveoloplasty melibatkan kontur struktur alveolar. Ini dapat dilakukan bersamaan dengan beberapa ektraksi bedah tulang untuk menghilangkan tepi tajam yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan kepada pasien, dan untuk menyediakan struktur tulang sesuai berkontur untuk fabrikasi gigi tiruan dan insersi.
Alveoloplasty adalah mempertahankan, pembentukan kembali linggir yang tersisa (dengan pembedahan) supaya permukaannya dapat dibebani protesa dengan baik.2 Alveoloplasty adalah prosedur yang biasanya dilakukan untuk mempersiapkan lingir, berkisar satu gigi sampai seluruh gigi dalam rahang, dilakukan segera sesudah pencabutan atau sekunder, dilakukan tersendiri sebagi prosedur korektif yang dilakukan kemudian.
Setelah pencabutan gigi, proses recontouring yang tepat dari alveolar dan perawatan luka diperlukan sebagai prasyarat untuk penempatan alat prostetik. Kadang-kadang, residual crest ireguler, undercut, dan terdapat spikula tulang (gambar II.1), jika tidak dihapus sebelum penempatan sebagian atau gigi tiruan lengkap, dapat menyebabkan cedera dan masalah stabilitas atau retensi. Jika alveolar ridge diduga menyajikan morfologi abnormal setelah ekstraksi satu atau lebih gigi, untuk menghindari kemungkinan seperti itu, alveoloplasty harus dilakukan pada saat yang sama dengan sesi bedah
TORUS PALATINUS
Torus palatinus merupakan suatu penonjolan tulang yang terjadi di tengah-tengah palatum durum dan biasa disebut exostosis. Torus juga sering disebut sebagai Tori, suatu nodular jinak yang tumbuh berlebihan dari tulang kortikal. Torus palatinus merupakan eksostosis yang paling sering ditemui dan terjadi pada palatum durum. Torus palatinus tampak sebagai massa tulang yang keras yang timbul disutura palatina palatum durum. Keadaan ini ditandai dengan tertutupnya tonjolan tersebut dengan kartilago. Bentuk dan ukuran dari torus palatinus bervariasi. Torus palatinus tampak sebagai massa tulang yang timbul di sutura palatina palatum durum. Kebanyakan torus palatinus ini kecil, jika diukur kurang dari 2cm diameternya,tetapi dapat membesar secara perlahan seiring kehidupan, kadang-kadang meluas hingga mengisi hampir semua palatum.4
Etiologi dari torus palatinus ini masih diperdebatkan dengan argumen yang mengetengahkan genetik dan faktor-faktor lingkungan, seperti tekanan pengunyahan. Beberapa ahli mengatakan bahwa torus palatinus diturunkan sebagai dominant autosomal trait. Namun pakar yang lain percaya bahwa perkembangankelainan ini disebabkan oleh banyak faktor, termasuk genetik dan pengaruh lingkungan.
TORUS MANDIBULARIS
Torus mandibularis adalah sebuah tulang tumbuh di rahang bawah sepanjang permukaan terdekat ke lidah. Torus mandibula biasanya terdapat di dekat premolar dan di atas lokasi otot mylohyoid. Pada 90% kasus, terdapat torus pada kedua sisi kiri dan kanan. Prevalensi berkisar torus mandibula dari 5%-40%. Hal ini kurang umum daripada pertumbuhan tulang terjadi pada palatum , yang dikenal sebagai palatinus torus.
Hal ini diyakini bahwa torus mandibula disebabkan oleh beberapa faktor.4 Torus mandibula banyak terjadi pada dewasa awal (dewasa muda) dan berkaitan dengan bruxism. Ukuran torus mungkin berfluktuasi sepanjang hidup, dan dalam beberapa kasus tori bisa cukup besar untuk menyentuh satu sama lain dalam garis tengah mulut. Akibatnya, diyakini bahwa tori mandibula merupakan hasil dari lokal tegangan dan tidak hanya pada genetik pengaruh.
Torus mandibula biasanya sebuah temuan klinis tanpa perawatan yang diperlukan. Hal ini dimungkinkan untuk borok terbentuk pada area tori karena trauma. Tori juga dapat mempersulit pembuatan gigi palsu . Jika penghapusan tori diperlukan, operasi dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah tulang, tetapi tori mungkin reformasi dalam kasus-kasus di mana sekitar gigi masih menerima tekanan lokal.
MULTIPLE EXOSTOSIS
Sebuah multiple exostosis adalah pembentukan baru tulang yang berlebih pada permukaan tulang. Multiple Exostosis bisa menyebabkan sakit kronis mulai dari ringan sampai debilitatingly berat, tergantung di mana mereka berada dan apa bentuk mereka. Multiple exostosis berkembang selama bertahun-tahun dan mengakibatkan infeksi, rasa sakit, ditusuk dan gangguan lainnya.
Kelainan atau lesi jaringan keras
Friday, December 30, 2011
Posted by Putri Ferina Aprilia at 6:11 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment