1. Torus
Torus merupakan pembengkakan pada rahang yang menonjol dari mukosa mulut yang tidak berbahaya dan disebabkan oleh pembentukan tulang normal yang berlebihan, tampak radiopak dan dapat terjadi di beberapa tempat dari tulang rahang.
Umumnya, Torus menjadi jelas setelah dewasa meskipun kadang-kadang, pada anak sudah jelas. Pasien umumnya tidak menyadari hanya diketahui oleh dokter atau dokter gigi, terutama dalam hubungannya dengan pembuatan desain gegligi tiruan. Frekuensi bervariasi dengan usia. Rasio wanita: pria adalah 2:1. Torus dapat disebabkan oleh faktor genetik a dan fungsi. Namun peran factor fungsi tidak begitu kuat. Pada gambaran mikroskopis tampak korteks tulang yang padat, dan kompak, dengan daerah sentral tulang lebih spongiosa, dan kadang-kadang ditemukan lemak dalam sum-sum tulang.
Proyeksi tulang yang sama dapat terlihat pada permukaan labial, atau bukal dari lingir alveolar( alveolar ridge) maksila atau mandibula dan dinamakan tulang eksostosis.
Umumnya, kelinan ini tidak membutuhkan perawatan, kala mengganggu pemakaian gigi tiruan atau bicara, dapat dilakukan pengambilan secara bedah.
2. Agnasia
Kesalahan pembentukan lengkung mandibula sering dihubungkan dengan anomali fusi telinga luar pada daerah garis tengah yang normalnya ditempati oleh mandibula sehingga telinga bertemu di garis tengah. Agnesis absolut mandibula, masih diragukan apakah bisa terjadi. Pada keadaan ini, lidah juga tidak terbentuk atau mengalami reduksi ukuran. Meskipun astomia(tidak terbentuknya mulut) dapat terjadi, mikrostomia(mulut yang kecil) lebih sering terjadi. Kadang-kadang tidak ada hubungan dengan faring, yang tersisa hanya membran buko faringeal. Agnasia sering disebabkan oleh gangguan vaskularisasi .
3. Mikrognasia
Menunjukkan pengecilan ukuran mandibula dan maksila. Dagu dapat sangat retrusif atau absen sama sekali. Hidung dan bibir atas menjadi menonjol sehingga muka seperti burung. Keadaan ini dapat bersifat congenital seperti yang ditemukan pada berbagai sindrom, dapat pula terjadi sesudah lahir misalnya akibat trauma atau infeksi seperti atritis rematoid juvenilis. Mikrognasia dapat terjadi disebabkan oleh kegagalan pusat pertumbuhan di kepala sendi. Penyebabnya adalah kelainan perkembangan atau didapat. Pada kepala sendi oleh trauma pada saat lahir atau infeksi pada telinga, dapat menyerang pusatkepala sendi. Kemungkinan lain adalah trauma atau infeksi daerah kepala sendi yang umumnya unilateral dan menyebabkan pengecilan ukuran rahang yang unilateral.
4. Makrognasia
Pembesaran rahang, jika terjadi pada rahang bawah hal ini dapat menyebabkan protusi( kelas III Angle) dengan dagu menonjol. Keadaan ini dapat bersifat kongenital dan dapat pula bersifat dapatan melalui penyakit serta dapat dikoreksi dengan tindakan bedah.
Ada beberapa sindrom perkembangan yang menunjukkan mikrognasia, rahang atas sebagai bagian dari suatu sindrom misalnya sindrom down atau sindrom apert. Sindrom down merupakan penyakit genetika yang palig sering ditemukan dengan ciri khas berupa rahang atas yang kecil selain tanda lainnya. Pada penyakit crouzon yang merupakan craniofasial sinestosis yang berkaitan dengan sindrom apert, ditemukan rahang atas dan hidung yang kecil sehingga menyebabkan muka melesak ke dalam.
5. Tongue-tie / Short Frenulum / Ankyloglossia
Tongue-tie atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan tali lidah pendek merupakan kelainan bawaan pada pita lidah atau tali jaringan ikat yang menghubungkan dasar lidah dengan ujung lidah bagian bawah. Tali ini dapat tebal dan kurang elastis ataupun tipis dan elastis. Ini menyebabkan lidah berbentuk seperti jantung pada saat dijulurkan. Keadaan ini lumayan sering ditemukan. Anak laki-laki tiga kali lipat lebih sering dibandingkan perempuan.
Pada sebagian besar anak, tongue-tie ini tidak menyebabkan gangguan apapun, akan tetapi pada sebagian kecil lainnya dapat menyebabkan kesulitan misalnya:
Menyusu
Beberapa laporan kasus menyatakan bahwa tongue-tie menyebabkan kesulitan dalam menyusu. Tongue-tie menyebabkan mulut bayi tidak dapat menempel dengan baik pada puting susu sehingga kemampuan menghisap susu berkurang. Akibatnya, kenaikan berat badan yang dicapai tidak maksimal. Dan ibu sering mengeluh puting payudaranya menjadi lecet sehingga ibu sering mengambil keputusan untuk segera menghentikan menyusui anaknya dan mengganti dengan susu formula.
Bicara
Sering kali orang tua menghubungkan keterlambatan bicara anaknya dengan tongue-tie, padahal sebenarnya tidak. Perkembangan bicaranya normal seperti anak lain. Namun beberapa literatur menyatakan bahwa tongue-tie dapat menyebabkan kesalahan artikulasi kata-kata, terutama pada huruf-huruf yang membutuhkan gerakan lidah ke atas seperti pengucapan huruf R dan L. Derajat keparahan kesalahan artikulasi ini bervariasi, dapat sangat jelas atau bahkan sama sekali tidak terdengar.
Mekanis
Lidah juga berperan dalam membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan. Tongue-tie dapat menyebabkan kemampuan lidah untuk membersihkan gigi berkurang karena geraknya yang terbatas. Tongue-tie ini juga dapat menyebabkan jarak antar gigi menjadi renggang karena tekanan mekanis lidah sehingga gigi anak menjadi jarang dan tak rapi.
Perawatan Tongue-tie :
Tongue-tie ini merupakan salah satu kelainan yang mudah dikoreksi dengan tindakan bedah. Tindakan bedah yang dilakukan tergolong sangat ringan. Yaitu dengan cara membebaskan tali jaringan ikat tersebut. Terdapat dua macam tindakan bedah pada tongue-tie ini yaitu frenotomy berupa pemotongan jaringan ikat dan frenuloplasty berupa pembebasan tali jaringan ikat secara keseluruhan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa tindakan bedah pada tongue-tie ini sangat bermanfaat.
Tindakan bedah untuk mengkoreksi tongue-tie dapat dipertimbangkan pada bayi yang mengalami kesulitan dalam menyusui dan anak dengan gangguan artikulasi kata-kata. Kesulitan dalam menyusu ditandai dengan luka pada puting payudara ibu dan kenaikan berat badan anak yang tidak normal.
6. Makroglossia
Makroglosia merupakan suatu keadaan lidah yang mempunyai ukuran lebih besar dari normal. Etiologi makroglosia dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan utama yaitu True makroglosia dan Pseudo makroglosia. True makroglosia didapat secara congenital dan acquired (didapat). Secara congenital disebabkan oleh hemangioma, limfangioma, sindroma Down, dan sindroma Beekwith Wiedemann, sedangkan makroglosia acquired disebabkan karena hipertiroidisme (kretinisme), akromegali,dan amiloidosis. Penyebab Pseudo makroglosia adalah kebiasaan menjulurkan lidah, pembesaran tonsil, adenoid, hipotonia pada lidah serta defisiensi mandibula.
Makroglosia dapat menyebabkan gangguan kesehatan umum seperti kesulitan makan, menelan, berbicara, dan bernafas sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu makroglosia juga dapat menimbulkan kelainan pada gigi dan rahang.
Perawatan makroglosia
Perawatan makroglosia tidak akan berhasil kecuali menghilangkan penyebabnya. Perawatan makroglosia secara surgical dapat dilakukan dengan glossektomi, sedangkan perawatan yang ditimbulkan makroglosia terhadap gigi dapat dikoreksi dengan perawatan orthodonsi. Makroglosia dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembanga anak, maka dokter gigi harus mengetahui dan menanggulangI makroglosia ini, sehingga gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dicegah secara dini.
macam-macam kelainan kongenital
Tuesday, December 27, 2011
Posted by Putri Ferina Aprilia at 8:03 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment