Gigi insisivus yang memiliki prevalensi lebih tinggi untuk terjadinya impaksi adalah gigi insisivus sentral. Jika gigi insisivus lateral erupsi, tetapi tidak terlihat erupsinya satu atau kedua gigi insisivus sentral, maka perlu dipertimbangkan bahwa gigi tersebut kemungkinan mengalami kelainan, dengan keadaan gigi insisivus sentral desidui masih ada atau tidak, dan selanjutnya diperiksa untuk mengetahui penyebab penyimpangan tersebut.
2.A Etiologi
Kasus tidak erupsinya gigi insisivus umumnya berhubungan dengan keadaan patologi yang sangat jelas, seperti adanya jaringan keras yang menghalangi erupsinya gigi (supernumerary teeth dan sisa jaringan gigi), adanya lesi jaringan lunak (kista dan tumor), dan adanya bentuk abnormal akar atau mahkota yang menyebabkan gigi sukar erupsi.
Insisivus sentralis di rahang atas adalah insisivus yang paling sering mengalami impaksi. Frekuensi gigi insisivus sentralis RA yang mengalami impaksi adalah 0,06 – 0.2%. Penyebab yang paling umum tampaknya adalah odontoma, gigi supernumerari dan kurangnya ruangan untuk erupsi. Penyebab lainnya adalah malformasi akar dan mahkota insisivus permanen karena trauma dari benih gigi susunya dan kista folikuler apikal yang menghambat erupsi gigi normal.
Obstruksi yang menyebabkan terjadinya impaksi
Gigi supernumerary
Ketika gigi insisivus sentral yang ada tidak erupsi dan diagnosis impaksi dibuat, kebanyakan factor penyebabnya adalah kehadiran satu atau lebih gigi supernumerary pada midline. Pada studi kasus, sample yang diambil di sekolah anak-anak, prevalensi gigi suoernumerari ditemukan antara 1,5% dan 3,5%. Hasil ini juga terlihat pada kelompok sample yang berbeda yaitu antara 28% dan 60% pada kasus gigi supernumerary yang mengakibatkan gangguan erupsi gigi tetangganya.
Odontoma
Penyebab lainnya dan jarang terjadi yang menyebabkan obstruksi, sehingga menghalangi erupsi gigi insisivus sentral normal adalah odontoma. Odontoma sangat bervariasi dalam ukuran dan tipe, tetapi dibandingakan gigi supernumerary odontoma tipe kompleks atau campuran lebih sering menghalangi erupsi gigi insisivus
Posisi ektopik pada benih gigi
Perkembangan benih gigi pada posisi abnormal atau pada angulasi yang abnormal tidak jelas penyebabnya dan biasanya disertai traumatic atau factor genetic
Seperti pada kasus displacement, gigi tetangga memperikan hambatan fisik bagi tempat erupsi gigi normal. Hambtan fisik lainnya seperti yang disebutkan diatas, yaitu gigi supernumerary dan odontoma dapat juga menjadi pertimbangan. Penghilangan factor penyebab nyata secara dini dilakukanjika mempunyai indikasi yang kuat karena tindakan ini tidak akan mempengaruhi posisi benih gigi, tetapi mungkin dapat melanjutkan perkembangan lokasi yang telah ada.
Variasi posisi pada perkembangan gigi akan menghasilkan variasi yang sama dengan jalan erupsinya. Ketika jalan erupsi membelok sedikit, gigi biasanya tetap erupsi tetapi dengan angulasi yang abnormal terhadap sumbu panjang gigi. Pada perkembangan kearah vertical, ada kaitannya dengan posisi lateral, medial, atau lingual/labial gigi desidui pendahulunya. Hal ini juga dapat menyebabkan resorpsi sebagian atau obliq pada salah satu sisi akar gigi insisivus desidui. Selanjutnya gigi insisivus permanent akan berkontak dengan mahkota bagian samping gigi desidui.
Gigi permanent kadang-kadang mengalami impaksi jika ruangan yang tersedia tidak cukup. Kemunginan lain, gigi tetangga yang terakhir erupsi menahan secara berlebihan gigi desidui, mungkin ada hubungannya dengan crosbite atau labioversion atau diastema pada midline. Pada kondisi ini tidak dapat dikoreksi dengan sendirinya walaupun telah dilakukan pencabutan gigi desiduinya.
Seharusnya gigi yang sedang berkembang ditandai dengan pergantian gigi. Tetapi pada keadaan yang tidak biasa terjadi sedikit atau tidak ada resorpsi gigi desidui. Pada keadaan ini, gerakan erupsi minmal dan gigi permanent tidak terjadi pergantian posisi dalam jangka waktu yang lama.
Traumatik menyebabkan gigi impaksi
Terhambatnya perbaikan jaringan lunak yang semestinya
Traumatik yang tiba-tiba dan disertai kehilangan dini gigi insisivus desidui sering terjadi biasanya disebabkan kecelakaan pada saat anak sedang bermain. Kemungkinan juga disebabkan ekstraksi gigi karena karies yang dalam atau trauma. Khususnya terjadi pada umur 3-4 tahun, dimana gigi insisivus permanent belum siap erupsi dan terjadi penyembuhan jaringan gingival yang berlebihan, tanpa erupsi gigi terlebih dahulu. Pada saat yang sama terjadi pergantian jaringan ikat pada gigi yang berlebihan, sehingga menghambat benih gigi menembus mukosa. Pada usia 7-8 tahun, akan terlihat dan dapat teraba profil pembengkakan pada gigi insisivus sentral (lihat gambar 3.2a).
Dilaserasi
Dalam perkembangannya, gigi insisivus permanent rahang atas terletak pada lingual dan superior akar gigi insisivus desidui. Pada perkembangan selanjutnya, posisi mereka akan bertukar, dengan migrasi kearah labial dan inferior. Kemudian terjadi resorpsi obliq pada akar gigi desidui.
Pada proses perkembangan kista yang aktif, odontoma atau gigi supernumerary menghasilkan fenomena displacement mahkota gigi atau interferensi dan arah akar gigi, tetapi paling sering disebabkan trauma. Ini juga dapat mengakibatkan angulasi pada bagian akar gigi berbentuk kurva menyambung atau sempit. (gambar 5.4).
Root sheath hanya memperbaiki sebagian dari benturan, yang dapat mengakibatkan produksi dentin pada bagian labial gigi mengikuti bentuk akhir akar gigi yang akan menyesuaikan dengan membentuk kurva secara terus-menerus kea rah labial (gambar 5.6).
Perkembangan gigi yang tertahan
Ketika anak prasekolah yang menderita benturan pada gigi anterior rahang atas, sering mengakibatkan kehilangan gigi insisivus anterior dan dapat menyebabkan fraktur satu atau kedua rahang. Gangguan pada sel yang membentuk akar yaitu hertwig’s sheath dapat menyebabkan perhentian pertumbuhan akar.
Fenomena ini ditemukan ketika gigi-gigi tidak erupsi, area vertical kurang dan daerah buccopalatal sempit, edentulous, alveolar ridge jelas.
Radiograf biasanya menampakkan mahkota gigi mempunyai inklinasi axial yang normal, tetapi gigi terletak sangan tinggi pada premaxilla, dengan minimal atau tidak ada formasi akar, tergantung berapa banyak akar yang sedang berkembang pada waktu terjadinya kecelakaan.
Intrusi traumatic akut (luksasi intrusi)
Traumatic injury terjadi pada anak kecil sebagai akibat dari aktivitas bermain di sekolah dan di rumah, dalam kecelakaan yang disertai jatuh atau adakalanya disebakan kekerasan fisik yang disengaja. Efek pada gigi berupa inflamasi pulpa
2. C Diagnosis
Impaksi gigi permanen jarang terdiagnosa selama tahap gigi campuran, namun biasanya pada insisivus sentralis RA yang impaksi akan dapat terdiagnosa secara akurat ketika terjadi keterlambatan pada erupsi gigi tersebut.
Riwayat Medik
Medical history dari pasien harus dicatat dengan hati-hati. Harus diingat bahwa intervensi dari tindakan bedah sangat dibutuhkan. Berdasarkan, aspek-aspek seperti penyakit sebelumnya, terutama rheumatic heart disease, konsumsi obat dan kecenderungan pendarahan, bersa dengan informasi penting dan relevan, harus mendapatkan jalan keluarnya. Orang tua harus ditanyai dengan cermat untuk mengetahui apakah anak mereka termasuk accident-prone.
Pemeriksaan klinik
Banyak dari keadaan-keadaan gigi pada masa lalu dapat diketahui dengan cara melihat keadaan gigi itu sendiri. Adanya dari sealent dan restorasi, hilangnya gigi, inflamasi gingival dan level dari oral hygiene biasanya sering kali memberitahukan tentang keadaan yang lalu dari kebiasaan pasien dan dokter gigi yang menyertai dalam perawatan preventif dan terapi prosedur. Ada tidaknya insisivus desidui biasanya irrelevant. Insisivus sentral dari daerh yang berseberangan dan insisivus lateral dari daerah yang sama sering kali saling tumpang-tindih satu sama lain dan biasanya akan terjadi ketidakcukupan space untuk gigi yang akan erupsi di tempat tersebut.
Palpasi
Di dalam kasus obstruksi gigi yang belum erupsi biasanya terletak tinggi di bagian labial dari alveolar ridge, pada daerah tersebut biasanya ada suatu keadaan yang irregular seperti tonjolan pada alveolus yang cenderung ke arah inferior, keadaan ini sangat mudah diidentifikasikan dengan keadaan palpasi.
Pemeriksaan radiografi
Dalam kasus gigi insisivus sentral yang tidak erupsi dapat dilihat pada gambaran radiografi terjadin obstruksi jaringan keras, lesi dari jaringan lunak, dan akar dan morfologi mahkota yang tidak normal dari gigi yang belum erupsi. Dari gambaran tersebut biasanya kita dapat menyimpulkan penyebab dari kegagalan erupsi tersebut.
Jika supernumerary teeth atau odontoma terlihat di gambaran radiografis informasi yang akan dibutuhkan tergantung berdasarkan ukuran, banyaknya, relasi mesio-distal ke midline dan gigi insisivus, dan semuanya tampakjelas dari gambaran ini.
Gigi insisivus sentral yang mengalami dilaserasi disertai pemindahan labial mempunyai karakteristik yang special di periapikal radiograf. Kita telah mendeskripsikan bahwa mahkota dan bagian akar yang tumbuh yang berotasi ke arah labial dan superior ketika terjadi trauma atau akibat tidaklangsung dari trauma tersebut. Sumbu panjang dari bagian gigi berada dalam garis langsung dari tembakan sinar –X, yang diarahkan ke periapikal, dan gambaran yang sesuai akan keluar sebagai penglihatan cross-sectional dari mahkota, dan menentukan atas gambaran cross-sectional dari bagian terlebar akar.
Waktu perawatan
Obstruksi harus dihilangkan sebisa mungkin sebelum obtruksi berkesempatan untuk membuat situasi dari erupsi yang tertunda, untuk mencegah perawatan orthodonti. Tidak ada perawatan preventif yang direkomendasikan ketika trauma telah menyebabkan dilaserasi, dan pasien harus menunggu sampai waktu perawatan yang dianjurkan.
Ketika pasien dengan satu insisivus sentral dan dua insisivus lateral erupsi, waktu erupsi normal dari insisivus sentral yang kedua akan terlewati. Gigi impaksi akan terlihat dari periapikal radiograf yang terlihat kurang lebih dua per tiga akarnya, yang merupakan tanda yang menentukan bahwa gigi itu harusnya erupsi. Orthodonti dan perawatan bedah diindikasikanpada kasus ini, keduanya dipakai untuk menanggulangi impaksi obstruktif dan gigi dilaserasi
Pertimbangan perawatan
Ada beberapa standar protocol dari perawatan yang digunakan selama beberapa decade dalam profesi orthodontic di eropa dengan memperhatikan perkembangan normal gigi insisivus sentral yang impaksi. Saran yang direkomendasikan :
• Persiapkan space yang cukup untuk gigi dalam lengkung rahang
• Penyebab dari erupsi (biasanya supernumerary tooth) harus dihilangkan
Gigi insisivus sentral yang impaksi biasanya erupsi secara spontan. Dimana tidak adanya ruangan yang cukup dilaporkan bahwa erupsi jarang terjadi.
Studi telah mendata beberapa pasien yang telah melakukan perawatan tipe ini dan telah menunjukkan hasil yang mengecewakan dengan memperhatikan 3 parameter:
1. Tidak erupsi
2. Erupsi yang terlambat
3. Deretan gigi
2. D. Penatalaksanaan
Anomali erupsi pada gigi anterior berpengaruh pada estetika wajah seseorang. Berbagai macam teknik telah dikembangkan sebagai pilihan perawatan untuk gigi impaksi. Jika gigi yang mengalami impksi dicabut, kehilangan tulang alveolar harus diantisipasi. Selama masa penyembuhan alveolar ridge menjadi tipis dan berkurang. Oleh karena itu perawatan orthodontic akan membantu erupsi gigi secara alami dan memperbaiki estetika. Pembedahan dan terapi ortodontik menjadi pilihan untuk mengatasi gigi impaksi.
Prosedur pembedahan pada gigi impaksi
Pengambilan gigi insisivus yang impaksi dapat dengan menggunakan teknik pengambilan dari palatinal dan teknik pengambilan dari labial. Pada teknik pengambilan dari palatinal sebaiknya diperhatikan lokasi foramen incicifum.
Tahap pembedahan
1. Pembukaan flap
2. Tulang yang mengelilingi sekitar mahkota gigi diambil dengan bur atau chisel, tulang-tulang yang menghalangi juga diambil. Gigi dijepit dengan tang sisa akar kemudian dikeluarkan.
3. Bersihkan luka dan jahit dengan ” interupted suture ” pada posisi semula
4. Bila gigi tidak dapat keluar, gigi diseparasi, korona dipisah dari radiks dan diambil.
5. Beri tampon
untuk menjaga kebersihan luka operasi dan supaya lebih cepat sembuh.
6. Perawatan pasca bedah
Beri obat-obatan analgetik, anti inflamasi dan vitamin. Setelah 2 hari pasien dikontrol, dilakukan pembersihan luka dan aplikasi gentian violet 1 – 2%. Setelah 5 – 7 hari jahitan dapat dibuka.
Teknik orthodonsi pada penanganan gigi impaksi
Memberikan space bagi gigi insisivus permanent yang belum erupsi dengan cara menggeser gigi supernumerary adalah syarat untuk dilakukan perawatan ortodonsi. Simple removable plate adalah cara yang kurang tepat karena menghaslikan lateral tipping walaupun cara ini memberikan tempat bagi gigi impaksi. Control vertical force pada gigi impaksi sulit dicapai dengan removable plate.
Pada gigi impaksi insisivus akan membagi lebar labio lingual dari alveolar ridge dengan gigi supernumerary. Pembagian tempat ini menyebabkan akar insisivus menjadi displaced begitu juga pada labio ligual dan mesio distal menjadi malposisi. Selain itu juga akan terjadi root movement pada labio lingual dan mesio distal ( torqueing ). Empat aspek yang harus diperhatikan untuk merawat gigi impaksi dengan supernumerary:
1. Aplikasi yang kita terapkan harus menyediakan space yang cukup untuk mengontrol perpindahan mahkota dan akar gigi tetangganya sehingga ada space bagi gigi impaksi.
2. Dengan surgical disertai bonding pada mahkota gigi impaksi akan menghasilkan prognosis periodontal yang baik.
3. Kontrol eksrusive force.
4. Akhirnya posisi impaksi dan gigi tetangga yang sudah erupsi tidak terjadi perubahan posisi yang meliputi pergeseran mahkota dan akar.
Pada tahap alignment insisivus, arch wire harus fine gauge. Distorsi sulit dihindari dan akibatnya alignment dari wire menjadi berubah. Karena long span, ini akan memberikan efek vertikal ekstrusive force yang sedikit dari molar tube meskipun archwire gauge ditingkatkan. Anchorge dari ekstrusive movement pada gigi impaksi di eksploit sedikit dan dibatasi sampai gigi insisivus terdekatnya dimana proses treatmentnya menghasilkan progresive itrude.
Johnson’s ( Modified ) Twin-Wire Arch
Johnson’s twin wire diaplikasi pada vertikal plane. Aplikasi ini berdasarkan foixed
molar bands yang dihubungkan melalui solder palatal arch ( figure 5.7 ). Long narrow gauge (0,0200 internal diameter ) tube dibebaskan melingkari molar buccal tube
( 0,0360 ) dan membuat bagian anterior menjadi luas ke area gigi caninus desidui.
Tahap pertama yaitu mencetak dental arch pasien lalu letakkan molar bands. Band dipindahkan dari gigi dengan hati-hati. Lalu di cetak sebelum dicor. Pada model, palatal arch dibuat dan di solder ke lingual di samping molar band, untuk menyediakan resisten ke ekstrusive force. Bucal tube disolder untuk menjamin aligment menjadi tepat dengan posisi anterior bracket. Atur molar tube sesuai kasus ( figure 5.7b ), akan menghasilkan komponen intrusive atau ekstrusive vertical force pada gigi anterior. Labial archwire dibuat.
Pada beberapa kali kunjungan akan dicapai alignment erupsi tiga gigi insisivus dengan baik dan multistranded wire dibuang. Jika pasien ingin dioperasi dimana gigi insisivus desidui dan supernumerary dibuang. Gigi insisivus permanent disingkapkan. Cara ini dilakukan tanpa pemindahan aplikasi ortodonsi. Akibat dari operasi ini adalah delaserasi incisor. ( figure 5.8 & 5.9 ). Ketika gigi mencapai oklusal dimana terjadi torqueing dan rotasi. Jika demikian bracket diletakkan pada gigi untuk mencapai posisi ideal ( figure 5.10 ).
Orthodontic treatment sangat simple. Di laboratorium dibuat palatal arch dan hati-hati dalam alignment bucal tube. Pada mulut pasien, sementasi band dan bonding bracket dan aplikasi archwire dan long span antara molar tube dan incisor bracket.
2. E. Prognosis
Prognosis dari perawatan gigi impaksi tergantung dari beberapa faktor berikut
Impaksi yang disebabkan oleh penyumbatan
Panjang akar
Pada gigi impaksi, panjang akar gigi hampir selalu normal, namun pada beberapa kasus akar dapat lebih pendek dari normal karena masih dalam perkembangan.Jika terlihat jaringan sekitar tertekan karena pertumbuhan akar tersebut, sebaiknya utamakan untuk dilakukan perawatan. Meskipun begitu, hal ini tidak memberi prognosis yang buruk untuk kembali pada keadaan normal.
Perlekatan jaringan periodontal
Jika pada pembedahan pembukaan flap mukosa mulut dilakukan secara langsung pada daerah tepat di atas gigi yang impaksi di atas daerah attachment gingiva, prognosis cendrung buruk. Tahap pembukaan flap muko-gingival harus di perhatikan agar dapat memberikan jaringan lunak yang cukup, dengan mengangkat flap secara utuh dan setelah prosedur bedah, flap diharapkan dapat menutup luka dengan sempurna. Pada akhirnya gigi akan erupsi dengan gingiva dan jaringan periodontal yang baik
Puncak tulang alveolar
Ketika gigi impaksi dipisahkan dengan memberi kekuatan erupsi tambahan diikuti pengambilan jaringan yang menutupi gigi impaksi, akan terlihat bahwa tulang pendukung gigi tersebut lebih besar dari gigi sebelahnya yang dapat erupsi normal.
Pemeliharaan vitalitas
Selama prosedur bedah, pengambilan gigi supernumerary dapat menyebabkan devitalisasi gigi yang impaksi. Begitu juga pada pemberian kekuatan tambahan untuk ekstrusi gigi impaksi, jaringan pulpa dapat mangalami kerusakan.
Oral hygiene
Selama fase awal erupsi gigi impaksi, gingiva biasanya sensitif , lunak, dan mudah mengalami pendarahan.hal ini dapat membuat pasien terutama anak-anak akan malas untuk menyikat gigi secara teratur. Inflamasi sekunder dari gingiva dan penyimpangan efek regenerasi tulang dapat terjadi. Karena alasan ini perawatan harus direncanakan dengan baik, hindari tindakan bedah dan pengaplikasian tekanan extrusive dapat menyebabkan sulitnya pembersihan.
Impaksi yang disebabkan oleh trauma
Penyumbatan oleh jaringan lunak
Perawatan yang diperlukan untuk membuka mukosa tebal yang resisten adalah tindakan bedah.
Dilaserasi insisivus sentral dan gigi dengan terhambatnya perkembangan akar
Sudah jelas bahwa kelanjutan prognosis rendah untuk kasus dilaserasi gigi dan gigi dengan terhambatnya perkembangan akar dimana pada prosedur pengambilana serta pemindahannya kemungkinan memerlukan langkah yang panjang.
Dilaserasi Akar bagian apical
Pada pasien yang sangat muda, perawatan dari pembedahan akar dilaserasi hampir sama langkah-langkahnya dengan bedah akar yang terobstruksi.
Sebelum hal tersebut dilakukan, pelajari gambaran radiografi tangenisial dengan teliti untuk mengetahui bentuk dan orientasi dari akar. suatu dilaserasi akar terhadap sepertiga atas suatu akar, prognosisnya akan semakin baik. Dan bisa diperkirakan, jika dilaserasi ada pada mahkota dari suatu gigi, prognosis akan memperbaiki penutupan pada tepi insisal.
Jika dilaserasi ada pada keseluruhan panjang akar, perawatan ortodonsi akan memberikan prognosis yang sangat baik. Gigi harus dibongkar dengan pembedahan dan tertutup dengan baik. Pada sebagian besar kasus, satu-satunya permukaan mahkota yang tersedia untuk eyelet (simpul) adalah permukaan palatal.
3. Trauma akut pada gigi yang mengalami instrusi
Pada gigi yang mengalami instrusi diharapkan kembali erupsi pada posisi yang normal. Untuk mengembalikan ke posisi yang normal dibutuhkan perawatan ortodontik. Untuk perawatan darurat prosedur restorative awal dilakukan oleh ahli pedodonsi atau ahli bedah mulut dan pasien tidak akan merasa sakit pada saat dilakukan perawatan ortodontik.
Apabila gigi telah berhasil diambil dengan baik, maka tulang di sekeliling gigi akan mengalami penyembuhan dengan sendirinya atau penyembuhan dengan resorpsi permukaan. Berdasarkan Andreasen dan Andreasen (1994) penyembuhan tanpa resorpsi permukaan tidak mungkin dilakukan pada keadaan klinis, tetapi penyembuhan mungkin terjadi apabila tidak ada injuri pada lapisan yang paling dalam dari ligamen periodontal. Bagaimanapun penyembuhan dengan resorpsi permukaan akan mengakibatkan gigi mengalami luksasi soketnya dengan ligamen periodontal yang normal dan sementum baru. Penyembuhan melalui resorpsi penggantian, ada penyatuan langsung antara akar dan tulang disekelilingnya. Perbaikan akan terhitung berhasil, tapi gigi tidak akan pernah mendapatkan kekuatan ortodontik. Gigi kadang-kadang perlekatannya kembali normal (resorpsi penggantian sementara) meskipun ini tidak berarti apa-apa, dan kemungkinan besar akan muncul area ankylosis pada permukaan akar dan gigi kemudian tetap instrusi permanen. Pada kondisi ini diindikadikasikan untuk pencabutan.
Perawatan ortodontik akan dapat berjalan dengan baik apabila dilakukan bersamaan dengan prosedur restorative minor, dimana akan memberikan hasil yang baik sekali dengan prognosis yang baik pula. Perawatan khusus harus dilakukan ketika menggunakan alat cekat (Andreasan dan Andreasan, 1994). Pertama, dengan atau tanpa menggunakan braket orhtodontik, ada beberapa jenis rangka resisten yang membutuhkan perlekatan pada gigi sebelahnya, yang mana dibuatkan unit jangkar multiple dimana kekuatannya digunakan pada gigi instrusi. Ini mungkin membutuhkan beberapa braket dan sebuah lengkung kawat, meskipun bonding komposit dilakukan secara langsung pada lapisan enamel di bagian labial gigi hasilnya akan kelihatan memuaskan.
Impaksi gigi insisivus
Friday, December 30, 2011
Posted by Putri Ferina Aprilia at 5:55 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment